KOMPAS.com/ SYAHRUL MUNIR Festival dolanan anak di SMA 1 Ungaran, Kabupaten Semarang, Selasa (13/11/2012). |
Itulah sekelumit gambaran dari suasana "Festival Dolanan Anak" yang digelar di SMA 1 Ungaran, Jalan Diponegoro, Ungaran, Selasa (13/11/2012) pagi. Meriam itu terbuat dari bambu atau disebut mercon bumbung.
Sejumlah permainan tradisional diperlombakan antarkelas. Mulai dari egrang, lompat tali, dakon, betengan, bakiak batok dan gobak sodor. Nuansa tradisional makin kental karena seluruh siswa, guru dan karyawan semuanya mengenakan busana tradisional. Sebagian besar laki-laki memakai sorjan dan wanitanya memakai kebaya tanpa make up.
"Kegiatan ini bertujuan nguri-uri budaya Jawa yang makin luntur. Di era digital ini generasi muda perlu kita kenalkan pada ikon-ikon tradisi yang bernilai adiluhung sehingga mereka tak lupa pada jati dirinya," kata Hartanto, kepala SMA 1 Ungaran.
Festival dolanan anak yang kali pertama digelar oleh SMA unggulan Kabupaten Semarang ini diawali dengan pawai menyusuri sejumlah ruas jalan di kota Ungaran dengan jalan kaki. Para siswa menyambut kegiatan ini dengan antusias.
"Ternyata permainan tempo dulu itu asyik juga ya dimainin. Bagus kalau menjadi agenda rutin," ungkap Desta, siswa kelas 10. Tak ketinggalan, stand jajanan pasar menjadi serbuan para siswa.
Karena selain enak, aneka jajan pasar seperti gethuk, cenil dan juga minuman dawet dijual oleh panitia OSIS dengan harga murah. Melihat kemeriahan festival dolanan anak dan respon para siswa tersebut, Hartanto yang baru tiga bulan menjabat sebagai kepala SMA 1 Ungaran ini bertekad menjadikannya agenda tahunan sekolah. "Tahun depan kita akan buat yang lebih meriah dan lebih baik lagi," pungkas Hartanto.
Sumber | Kompas