Tuesday, October 16, 2012

Ungaran: Firnanda Lumpuh,tak sanggup lagi membayar biaya rumah sakit

Irham Rama Firnada
Irham Rama Firnada (10) dipangkaun ibunya, Nurul Hidayati (28) warga Jatisari, Ungaran kabupaten Semarang menderita osteoporosis sejak kecil. Rama berasal dari keluarga miskin sangat membutuhkan uluran tangan.
UNGARAN, Kab Semarang - Tak bisa dibayangkan bagaimana kesedihan yang dialami pasangan suami istri, Suronotoyo (32) dan Nurul Hidayati (28) warga lingkungan Jatisari kelurahan Gedanganak, Kabupaten Semarang ini.

Bagaimana tidak? Irham Rama Firnanda (10) anak sulung mereka sejak kecil telah mengidap penyakit yang aneh. Perkembangan fisiknya tidak normal, sehingga hari-harinya hanya terkapar di pembaringan tanpa mampu berbicara.

"Satu-satunya perkataan yang jelas hanya mbah dan ma'em. Selebihnya hanya menangis saja," kata Nurul, saat KOMPAS.com bertandang di rumahnya.

Rama lahir dalam kondisi prematur, kata Nurul. Namun demikin kondisi putranya tampak normal dengan bobot 1,5 kilogram. Keanehan baru terhihat saat Rama berusia genap satu tahun. Berat dan kemampuan motoriknya jauh tertinggal dengan anak seusianya.

"Saat itu belum bisa tengkurap, bersuara pun sulit. Pada waktu diperiksakan ke RSUD Ungaran, kata dokter anak saya mengidap pengeroposan tulang," kata Nurul.

Ironisnya, dengan kondisi Rama yang tak normal, orangtuanya justru menghindari dokter dan rumah sakit untuk mengobati Rama. Nurul berdalih, sudah tak sanggup lagi membayar biaya rumah sakit ataupun dokter. Pasalnya, penghasilan suaminya sebagai sopir angkutan kota hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari.

"Pernah tahun 2005 kami rutin memeriksakan Rama ke RSUD Ungaran. Seminggu dua kali, dengan biaya Rp 400.000 sekali periksa, belum termasuk obatnya. Itu hanya bertahan setahun. Setelah itu kami beralih kepengobatan alternatif yang lebih murah. Alhamdulillah, Rama sekarang sudah bisa tengkurap sendiri," ungkap Nurul.

Tak terhitung berapa puluh pengobatan alternatif yang ia datangi hingga saat ini, dengan harapan agar anaknya sembuh. Nurul juga membantu suaminya untuk mengumpulkan biaya pengobatan dengan berjualan makanan kecil di sebuah pabrik garmen. "Kami ingin sekali Rama tumbuh normal dan bisa bersekolah," kata Nurul, sambil bertanya bagaimana caranya meminta bantuan dari pemerintah.

Saat ditanyakan tentang Jamkesmas maupun Jaminan kesehatan daerah (Jamkesda). Nurul hanya menggelengkan kepala, sembari menjawab pendek. "Saya tidak paham."


Sumber | Kompas

Jalur Bawen Ungaran Macet Total, akibat Kecelakaan Karambol

Kab Semarang . Jalur Bawen-Ungaran yang macet total akhirnya bisa dilalui setelah proses perobohan jembatan penyeberangan hampir selesai...